Perancah (Scaffolding): Jenis, Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding
Hubungi kami di Wa 08126067928
Perkembangan tehnologi konstruksi yang makin cepat sudah sanggup tingkatkan kualitas dan jumlah kerja, agar membuat langkah kerja yang lebih efektif dari sisi waktu dan biaya tanpa meremehkan kualitas tugas.
Satu diantaranya dengan ditemukan perancah baja (scaffolding) yang gantikan perancah yang dibuat berbahan kayu atau bambu.
Pemahaman Perancah
Perancah sebagai elemen atau alat konstruksi yang penting dan diperlukan dimulai dari project kecil seperti bangunan tempat tinggal tinggal simpel, sampai project besar seperti high rise building. Perancah ialah satu konstruksi penunjang yang dibuat dari tangkai bambu, kayu, atau pipa baja yang dibangun dan dipakai pada saat sebuah bangunan sedang dibuat untuk jamin tempat kerja yang aman untuk karyawan, memasangkan suatu hal, atau untuk memberikan dukungan tugas bekisting pada tugas beton.
Bersamaan perubahan tehnologi konstruksi, sekarang ini perancah yang dibikin berbahan kayu dan bambu mulai ditinggal oleh beberapa orang. Apa lagi dilandasi dengan argumen kemampuannya dan kepedulian manusia pada lingkungan, mereka mulai berpindah memakai perancah yang dibuat dari besi/baja karena lebih ringkas, gampang didapatkan, bisa dipakai berkali-kali dan bisa dipakai untuk bangunan yang semakin tinggi.
Berikut beberapa hal yang perlu disanggupi dalam pemakaian perancah:
Perancah berbobot yang enteng, namun harus sanggup menanggung beban yang relatif berat.
Tahan pada pemakaian oleh tukang yang berjalan kasar pada proses pembuatan bangunan.
Sederhana dalam geprekelan dan langkah penempatannya.
Minimalkan peluang ada beberapa komponen perancah yang terlepas.
Gampang untuk dikendalikan.
Memberinya ruangan jalur jalan untuk jalan raya beberapa karyawan.
Beberapa jenis Bahan Perancah (Shore)
Ada 2 tipe bahan perancah (shore) sebagai penunjang yang sudah dipakai dalam penerapan konstruksi bangunan, yakni:
a. Perancah kayu atau bambu
Walau makin berkurang yang memakai bambu atau kayu sebagai material pembikinan perancah, tetapi pemakainya masih saja, terutama bagi tugas konstruksi bangunan tempat tinggal atau bangunan yang tidak begitu tinggi dan berat.
Perancah bambu di bagian pangkalnya sebaiknya memiliki ukuran > Ø 7 cm atau kayu memiliki ukuran 5 cm x 7 cm supaya lumayan mampu meredam factor tekuk yang diakibatkan. Bambu yang dipakai juga sebaiknya bambu tua dengan beberapa ciri berwarna kuning jernih atau hijau tua, memiliki serat padat, berbintik-bintik putih pada pangkalnya, permukaan atasnya mengkilat, dan khusus di bagian beberapa bukunya jangan pecah.
Untuk penempatan perancah dari kayu atau bambu ini selalu harus ditanamkan ke tanah sisi kaki-kaki tiangnya atau sama-sama disambungkan supaya tidak gampang berubah. Disamping itu, tiang perancah diikat pada tiap tangkai pegangan/vertikal dan tangkai memanjang horizontal hingga kemampuan perancah lebih terjaga.
Untuk menyokong karyawan diperlukan papan sebagai lantai kerja perancah yang perlu dipotong sejajar dengan serat kayu supaya sanggup meredam beban dengan ketebalan minimum 8 mm. Untuk mempermudah karyawan menuntaskan poin tugas konstruksinya, karena itu jarak di antara papan lantai kerja dengan dinding bangunan disarankan jangan melewati 30 cm.
Kelebihan pemakaian perancah kayu atau bambu untuk tugas konstruksi bangunan ialah proses penempatan tidak memerlukan alat angkat dan harga lumayan murah. Sedang kekurangannya ialah mempunyai kekuatan daya sanggah tergolang rendah dan daya serap air tinggi hingga gampang rengat/patah/busuk dan peluang untuk pemakaian berulang-ulang benar-benar kecil.
b. Perancah besi atau baja
Perancah besi/baja sebagai perancah yang dibuat bermaterial pipa baja/besi yang lebih dikenali dengan istilah scaffolding. Scaffolding ini dibikin di pabrik, tapi bisa dirangkai di lokasi project.
Frame scaffolding sebagai salah satunya type perancah besi/ baja atau yang telah lumayan banyak digunakan pada beberapa proyek konstruksi bangunan gedung dan infrastruktur.
Frame scaffolding mempunyai beberapa elemen yang perlu dirangkai di saat pemakaiannya, yakni seperti berikut:
Elemen Perancah Frame scaffolding
Main Frame
Sesuai namanya, main frame sebagai sisi dari scaffolding yang berperanan sebagai elemen khusus. Main frame ini terbagi dalam beragam jenis type dan ukuran. Bila ketinggian satu main frame belum memenuhi ketinggian yang diperlukan, karena itu bisa dipertambah main frame kembali di atasnya (arah vertikal). Selainnya main frame, ada dikenal juga ladder frame dan beam frame yang perannya sama dengan main frame, tetapi cuman berlainan pada ketinggian frame.
Cross Brace atau Diagonal Brace
Sesuai namanya, cross brace sebagai dua pipa yang tulis bersilangan yang berperan untuk memberinya jarak horizontal antara main frame sekalian memberinya daya bantu pada scaffolding supaya tidak goyang dan bisa berdiri tegak. Disamping itu, cross brace bisa kurangi factor tekuk yang terjadi pada standar scaffolding khususnya saat main frame dihubungkan ke atas dengan main frame lainnya. Penempatan cross brace relatif gampang yakni dengan masukkan pen yang ada di setiap frame ke lubang yang ada pada ujung-ujung cross brace selanjutnya digembok dengan brace locking yang berada di tubuh main frame.
Gabung Pin and Lock Pin
Gabung pin and lock pin sebagai elemen scaffolding yang berperan sebagai penghubung dan pengunci antara main frame dengan main frame di atasnya.
Adjustable Base Jack
Sebagai sisi dari scaffolding yang berperan sebagai kaki dari main frame yang bisa juga ditata ketinggiannya untuk menambahkan ketinggian scaffolding sesuai ketinggian yang diperlukan. Disamping itu, base jack berperan sebagai sisi yang meratakan ketinggian scaffolding supaya antara main frame bisa berdiri dengan ketinggian yang rata.
Adjustable Base Jack
U-Head Jack
Sebagai sisi paling atas dari scaffolding karena perannya untuk meredam balok gelagar (balok yang salurkan beban-beban dari bekisting ke scaffolding) yang dapat ditata ketinggiannya sama dengan adjustable base jack. Sisi ini disebutkan U-head karena memiliki bentuk yang seperti huruf ‘U'. Dalam penempatannya, U-head dihubungkan ke main frame, sedang sisi yang berupa U terpasangkan balok gelagar.
Kelebihan penggunaan scaffolding ialah seperti berikut:
Terbagi dalam beberapa elemen yang bisa dirangkai lebih gampang tanpa ikatan baut atau paku seperti dalam perancah kayu atau bambu, bahkan juga dalam geprekelan untuk sesuaikan elevasi atau ketinggian perancah untuk bekisting cuman dilaksanakan dengan menyetel klos atas (wing nut u head jack) dan klos bawah (wing nut base jack);
Scaffolding berkekuatan yang semakin besar dibandingkan perancah kayu;
Bisa dipakai berulang-ulang untuk project konstruksi selanjutnya;
Tidak membutuhkan banyak pekerja;
Mempunyai seni yang lebih bagus dibanding perancah dari kayu atau bambu.
Sedang kekurangan scaffolding ialah harga scaffolding masih termasuk tambah mahal dibandingkan perancah kayu atau bambu.
Selainnya type frame scaffolding, ada pula perancah besi/ baja type Peri Up shoring yang mempunyai kekuatan memberikan dukungan beban sampai 4 ton per kaki sama dalam gambar berikut ini.
Selainnya frame scaffolding, ada pula peri up shoring yang mempunyai semakin banyak ukuran mulai dari ukuran lebar 25 cm sampai 400 cm dan ukuran tinggi 50 cm sampai 400 cm hingga benar-benar fleksibel di beberapa keadaan di atas lapangan.
Ada pula perancah besi/ baja type PD-8 shoring yang mampu menanggung beban yang bekerja sampai 8 ton per kaki. PD-8 shoring mempunyai mode yang hampir serupa dengan type frame scaffolding, tetapi dimensi yang dipunyainya semakin besar dari type frame scaffolding.
Proses Penempatan dan Perombakan Scaffolding
Untuk keselamatan kerja, semua mekanisme perancah harus dicheck oleh HSE inspektur saat sebelum dipakai. HSE inspektur wajib melakukan pengecekan mingguan kesemua perancah, selanjutnya melebali (mekanisme penandaan) tiap perancah sebagai analisis perancah yang aman dan tidak aman.
Seterusnya, HSE inspektur memberikan laporan ke Supervisor/Manajer dan HSE Coordinator berkenaan keadaan keamanan perancah itu.
Berikut ialah syarat umum yang perlu disanggupi saat lakukan penempatan dan geprekalan beberapa komponen scaffolding :
Ketinggian mekanisme perancah harus tidak lebih dari 3 lift di atas geladak kapal (saat membangun scaffolding pada kapal);
Perancah dibutuhkan saat tugas dilaksanakan di atas dan tidak aman jika memakai tangga;
Perancah dan komponen-komponennya sanggup menyokong minimal 4 kali maksimal yang dibolehkan beban kerja;
Material dari perancah yang dipakai harus pada keadaan baik dan dicheck secara berkala;
Dilarang hilangkan sisi elemen perancah tanpa kesepakatan ditambah dulu;
Tangga dan piranti lain untuk memperoleh ketinggian jangan dipakai di atas cat walk perancah;
Perancah harus dibangun di permukaan yang datar hingga sanggup memberikan dukungan berat maksimal;
Penempatan dan perombakan scaffolding yang betul harus dilaksanakan cukup dengan disepakati scaffolders yang mempunyai sertifikat yang sah;
Perancah harus diperlengkapi dengan pegangan tangan untuk pastikan keamanan saat karyawan ada di ketinggian.
Langkah Sambungan atau Geprekelan Scaffolding
Berikut ini langkah geprekelan komponen-kompenan scaffolding supaya bisa dipakai oleh karyawan secara aman :
Tentukan letak scaffolding atau atur jarak main frame scaffolding;
Memasangkan base pelat atau jack base di atas dasar yang stabil;
Menyetel rangka main frame;
Memasangkan cross brace pada dua segi supaya komponen perancah bisa berdiri dengan tegak dan tidak goyang;
Membuat frame vertical selanjutnya sampai ketinggian perancah dipandang cukup, pakai jack dan u-head untuk atur ketinggiannya;
Ketinggian perancah ditata sesuai ketinggian bekisting atau disamakan dengan design dan keadaan yang sudah diperkirakan.
Langkah Perombakan Scaffolding
Sistem perombakan scaffolding harus mempertimbangkan kemampuan atau usia beton, umumnya dilaksanakan sesudah beton berusia 14 sampai 28 hari. Perombakan scaffolding harus juga memerhatikan keperluan tugas selanjutnya, masihkah diperlukan untuk tingkatan poin tugas konstruksi seterusnya atau mungkin telah usai. Oleh karenanya perlu dilaksanakan perawatan scaffolding secara periodik supaya di saat perombakan tidak ada permasalahan.
Berikut beberapa langkah perombakan scaffolding :
Cara awalan yang perlu dilaksanakan untuk membedah scaffolding dengan turunkan u-head atau cat walk perancah.
Diteruskan dengan perombakan frame scaffolding;
Saat perombakan bekisting bikin, karena itu formasi frame pertama tak perlu dibedah;
Seterusnya melepaskan gabung pin dan cross brace.
Demikian pembahasan berkenaan perancah scaffolding, peranan dan tipe-jenisnya, dan tingkatan memasangkan dan membedahnya. Mudah-mudahan berguna.
Info Lainnya : Klik Jasa Pembuatan Steger/Perancah Berkualitas di Medan
[embed]https://www.youtube.com/watch?v=h_7erwvJFxQ[/embed]
"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar